BEBERAPA MUKASYAFAH YANG DIALAMI PARA WALI ALLAH
• Ada wali yang mampu menyingkap alam gaib, hingga dinding dan
kegelapan tidak menghalanginya untuk melihat apa yang dilakukan
orang-orang di dalam rumah mereka.
• Ada wali yang ketika berjumpa
dengan seorang pezina, pemabuk, pencuri, pencela, atau orang yang suka
berbuat zalim, ia melihat
goresan tanda hitam pada anggota tubuh
mereka yang melakukan maksiat 'Ali Abi Ya'zi, guru Ibnu 'Arabi, termasuk
wali yang menempati maqam ini. Mukasyafah ini khusus bagi orang yang
bersifat wara' (orang yang benar-benar menjauhi maksiat dan syubhat).
• Ada wali yang jika ada orang yang ribut atau diam di majelisnya, ia
mengetahui derajat dan apa yang akan terjadi dengan orang itu,
kenyataannya sesuai dengan apa yang dikatakan wali itu, dan ia selamanya
tidak akan salah. Diceritakan bahwa ada seorang laki-laki ribut di
majelis Abu Madyan, lalu orang itu disuruh keluar. Abu Madyan berkata,
"Kamu akan melihat keadaanya setahun kemudian." Sebagian orang yang
hadir meminta penjelasan, lalu Abu Madyan berkata, "Ia akan menganggap
dirinya Imam Mahdi." Dua puluh tahun kemudian, apa yang dikatakan Abu
Madyan terjadi. Kemampuan ini berasal dari ilmu ladunni.
• Ada wali yang tatkala bangun tidur, di hadapannya sudah tersedia minuman dari madu, susu, dan air, lalu ia meminumnya.
• Ada wali yang mampu mengetahui alam ruhani yang berbeda dengan alam fisik, tetapi ia tidak menggelutinya.
• Ada wali yang mampu mengetahui rahasia batu-batu mineral, dan
semacamnya. Ia mengetahui khasiat, rahasia, dan bahaya dari batu-batu
itu.
• Ada wali yang dianugerahi maqam bisa memahami Allah dan
mendengar tanda-tanda kekuasaan-Nya, sehingga ia bisa mendengar ucapan
benda-benda mati. Apakah kemampuan itu termasuk hal yang biasa atau luar
biasa tergantung pada tingkatan pemahaman terhadap ucapan benda mati.
Yang termasuk hal luar biasa ada 2 macam. Pertama, merujuk pada orang
yang mendengarnya, yakni kemampuan memahami hakikat ucapan benda mati.
Kedua, merujuk pada ucapan benda-mati itu sendiri melalui karamah,
misalnya bertasbihnya kerikil di telapak tangan sebagian sahabat.
Apabila seorang hamba memperoleh maqam ini, maka ia akan mendengar semua
benda mati bertasbih dengan bahasa yang jelas seperti bahasa manusia.
• Ada wali yang dianugerahi kemampuan menyingkap dunia tumbuh-tumbuhan.
Semua tumbuhan dan rumput memberitahukan kepada wali itu sari-sari yang
dikandungnya baik yang berbahaya atau yang berkhasiat. Tumbuh-tumbuhan
itu berkata, "Hai hamba Allah, khasiatku begini dan bahayaku begini."
• Ada wali yang dikaruniai kemampuan bergaul dengan binatang. Binatang-binatang mengucapkan salam kepadanya dengan bahasa
yang jelas dan memberitahunya tentang khasiat-khasiat yang dikandungnya.
• Ada wali yang diberi kemampuan menyibak perjalanan hidup orang yang
masih hidup, rahasia-rahasia yang diberikan kepada orang itu sesuai
dengan keadaannya, dan bagaimana perkembangan ibadahnya dalam perjalanan
hidupnya itu.
• Ada wali yang diberi kemampuan melihat hal-hal yang
tidak mungkin melalui jentera dan merubah yang kasar menjadi lembut dan
sebaliknya.
• Ada wali yang diberi kemampuan meramalkan hal-hal
jelek yang akan terjadi, lalu ia meminta dihindarkan sehingga ia tidak
terkena hal buruk itu.
• Ada wali yang diberi kemampuan ilmu astrologi dan cara-cara yang sistematis dan menyeluruh.
• Ada wali yang dianugerahi kemampuan mencapai ilmu-ilmu ilahiyah dan
diberitahu cara-cara untuk mencapainya seperti persiapan yang harus
dilakukan, etika dalam mencari dan mengamalkan ilmu, memegang dan
menyebarluaskannya, serta cara menjaga hati dari hal-hal yang merusak.
Semua cara itu adalah satu kesatuan dan tersembunyi
• Ada wali yang
dikaruniai kemampuan mengetahui tingkatan ilmu-ilmu teoritis, ide-ide
yang cemerlang, dan bentuk-bentuk kesalahan pemahamannya, kemampuan
membedakan antara prasangka dan ilmu, berbagai hal yang terjadi di
antara alam arwah dan alam fisik, sebab terjadinya, dan berjalannya
rahasia ilahi di alam ini serta sebabnya.
• Ada wali yang mampu
menangkap alam tashwir, alam taksin, alam benda-benda mati,
bentuk-bentuk suci dan jiwa tumbuhan yang mestinya diketahui akal dalam
bentuk dan susunan yang baik, rahasia-rahasia kelemahan, kelembutan dan
rahmat orang-orang yang disifatinya.
• Ada wali yang mampu menguak tingkatan kutub bumi.
• Ada wali yang mampu menguak benda-benda yang memantulkan cahaya,
benda-benda yang langgeng, benda-benda yang abadi, rahasia alam, dan
kemampuan untuk menjaga dan menyampaikan amanat kepada orang yang
berhak.
• Ada wali yang dianugerahi pengetahuan tentang simbol-simbol, penghitungan, dan firasat
• Ada wali yang disingkapkan baginya dunia lain, mampu menyingkap
kebenaran dan pendapat-pendapat yang benar, mazhab-mazhab yang lurus,
dan syariat-syariat yang telah diturunkan.
• Ada wali yang terlihat
sebagai orang alim, Allah telah menghiasi mereka dengan
pengetahuan-pengetahuan suci sebagai sebaik-baik perhiasan.
• Ada
wali yang dianugerahi kewibawaan, ketenangan, teguh pendirian, dan
kemampuan mengetahui tipu muslihat dan rahasia-rahasia yang tersembunyi,
dan sejenisnya.
• Ada wali yang mampu berbicara, tetapi tidak
terlihat siapa yang diajak bicara. Ia berbicara dengannya dan mendengar
pembicaraan itu, baik pembicaraannya muncul tanpa dipikir sebelumnya,
atau sebagai jawaban atas pertanyaan secara seketika, serta memberi dan
menjawab salam.
• Ada wali yang naik maqamnya, hingga ia mampu
berbicara kepada malaikat dan bercakap-cakap dengannya. Apabila seorang
hamba mencapai maqam ini maka ia bisa memanggil dan berhubungan
dengannya. Apabila ia hanya berbicara kepadanya, maka malaikat tidak
menjawabnya. Tetapi apabila pembicaraan antara mereka benar, mereka akan
saling berbicara. Dan apabila ia mengalami hal tersebut, maka malaikat
akan menolongnya.
• Ada wali yang mampu mengatakan sesuatu yang
belum terjadi dan memberitakan hal-hal gaib sebelum tampak. Dalam hal
ini ada tiga bentuk yang mungkin terjadi; berupa penyampaian, tulisan,
dan pertemuan. Ibnu Mukhallad mengalami tiga hal tersebut
• Ada wali yang disingkapkan baginya alam keraguan, kekurangan, kelemahan, dan rahasia-rahasia perbuatan.
• Ada wali yang diperlihatkan padanya alam jin dan tingkatan derajatnya, neraka beserta tingkatannya, dan tingkatan azabnya.
• Ada wali yang mampu mengetahui sifat-sifat manusia. Sebagian manusia
tertutup sifatnya dan sebagian lain terbuka. Mereka mempunyai tasbih
khusus yang bisa diketahui oleh wali apabila ia mendengarnya. Ibnu
'Arabi berkata, "Kita telah sama-sama menyaksikan karamah seperti ini.
Sebagian wali menuju maqam yang mulia sehingga ia mampu mengatakan
'jadilah' maka sesuatu yang dikehendakinya itu terjadi dengan izin
Allah. Maqam ini sangat mulia dan merupakan bukti terbesar kewalian
seseorang." Nabi Isa a.s. berkata, "Aku bisa menyembuhkan orang buta
sejak lahir dan orang yang berpenyakit lepra dan menghidupkan orang mati
dengan izin Allah" (QS Ali Imran [3]: 49). Masuk akal jika Allah
memuliakan wali dengan memberinya karamah. Sesungguhnya karamah yang
diterima seorang wali merupakan penghormatan kepada Nabi Saw., karena
wali tersebut telah mengikuti dan menjalankan ajaran-ajarannya, sehingga
ia pantas mendapatkannya.
• Ada wali yang naik menuju alam gaib,
lalu ia melihat di sebelah kanan alam itu, ada sebuah pena yang menulis
kejadian-kejadian di lauh mahfud dalam bentuk huruf-huruf yang bersyakal
dan bertitik. Hal tersebut untuk membedakan beberapa bentuk dan jenis
makhluk. Seperti golongan manusia, makhluk berkaki empat, makhluk
bersayap, macam-macam benda mati, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan
lain-lainnya. Orang yang mempunyai maqam ini selalu berusaha menemukan
pemilik huruf yang tertulis dalam susunan yang rapi tersebut. Apabila
penelitiannya lama, padahal usianya pendek, maka Allah membuatnya rendah
hati dan memohon kepada Allah untuk menghapuskannya.
• Ada wali
yang menjaga diri dari makanan, minuman, dan baju yang syubhat (tidak
jelas kehalalan dan keharamannya), apalagi dari yang haram. Hal itu
ditandai dengan tanda yang ditunjukkan Allah dalam dirinya atau dalam
sesuatu yang haram dan syubhat itu. Seperti yang dialami Al-Haris
al-Muhasibi, apabila dihidangkan kepadanya makanan yang syubhat,
tiba-tiba keluar keringat dari jarinya. Begitu pula yang terjadi pada
ibu dari Abu Yazid al-Bustami ketika mengandungnya, tangannya tidak
pernah menyentuh makanan syubhat, bahkan tangannya mengenggam sendiri
jika menemukan makanan syubhat. Wali lainnya merasa mual memakan makanan
syubhat, sehingga memuntahkannya kembali. Ada juga makanan syubhat di
hadapan seorang wali berubah menjadi darah, ulat, berwarna hitam, atau
babi, dan lain-lain.
• Ada wali yang apabila menyentuh makanan yang
sedikit, maka makanan itu menjadi banyak. Misalnya, seorang wali yang
dikunjungi teman-temannya padahal ia hanya mempunyai satu makanan saja.
Lalu ia mengiris roti dan menutupinya dengan kain. Maka mereka pun
memakan roti itu sampai kenyang padahal roti itu tetap seperti semula
(tidak berkurang). Karamah ini merupakan warisan Nabi Muhammad Saw.
Contoh lainnya adalah yang terjadi pada Abu' Abdillah al-Tawadi yang
membawa secarik kain dan memegang sisinya, kemudian ia menunjukkan
ujungnya kepada penjahit sambil berkata kepadanya, "Ambillah kain ini
sehingga cukup untuk orang banyak." Kain itu lalu diambil tapi tetap
tidak habis-habis dengan izin Allah. Lalu penjahit itu berkata, "Kain
ini tidak habis-habis." Lalu Abu 'Abdillah melemparkan kain itu dan
berkata, "Sudah, cukup!"
• Ada wali yang mampu menjadikan satu macam
makanan dalam piring menjadi bermacam-macam sesuai dengan keinginan
orang yang ada. Hal ini pernah terjadi pada salah seorang guru Abu
Madyan r.a. Dalam suatu perjalanan, ia bertemu dengan seorang laki-laki,
lalu berjalan bersamanya sebentar dan ia masuk ke rumah perempuan tua
di sebuah gua. Sore harinya, ia kembali lagi ke perempuan tua itu dan
duduk di sampingnya sampai putra perempuan itu datang. Anak itu
mengucapkan salam kepadanya, lalu perempuan tua itu menghidangkan nampan
berisi piring dan roti. Syaikh dan anak itu mulai makan. Si syaikh
berkata, "Saya ingin yang saya makan ini menjadi begini." Anak itu lalu
menjawab, "Wahai Syaikh, dengan nama Allah makanlah apa yang kau
inginkan." Abu Madyan kemudian berkata, "Ketika saya terus menerus
mengangankan keinginanku, anak itu melontarkan ucapan pertamanya, dan
tiba-tiba saya mendapatkan makanan yang saya angankan. Anak itu masih
muda, belum punya rambut di pelipisnya."
• Ada wali yang bisa
menjadikan makanan, minuman dan bajunya tergantung di udara. Seperti
yang terjadi pada salah seorang wali yang membutuhkan air di padang
pasir. Tiba-tiba ia mendengar deringan di atas kepalanya, lalu ia
mendongakkan kepalanya, dan di situ ada gelas yang tergantung pada
rantai emas. Ia meminumnya lalu meninggalkannya.
• Ada wali yang
bisa merubah air yang pahit dan asin yang ditemukannya menjadi manis dan
segar. Ibnu' Arabi berkata, "Saya pernah meminum air semacam itu dari
Abdullah, anak Ustaz al-Marwazi r.a., salah seorang khawwash murid dari
salah seorang guru Abu Madyan.
• Ada wali yang memakan makanan dari
orang lain. Zaid memakan makanan dari 'Umar padahal 'Umar tidak di
hadapannya. 'Umar merasa kenyang di tempatnya dan dia merasakan bau
makanan itu seakan-akan dia yang memakannya. Hal ini pernah terjadi pada
Al-Hajj Abu Muhammad al-Marwazi dan Abu' Abbas bin Abi Marwan di
Ghirnatah. Hal itu terjadi karena ahli ma'rifat ini mempunyai keinginan
yang suci dan bersih dari dosa dalam batinnya. Allah memberikan karamah
dalam dirinya sebagai penghormatan dan untuk membaguskan maqamnya, maka
dari keinginannya itu keluarlah apa yang ia sebutkan.
• Ada wali
yang memakan makanan spiritual yang menjadikan jiwanya kekal. Ia tidak
membutuhkan makanan jasmaniah kecuali hanya sedikit untuk mempertahankan
dirinya. Kekekalan jiwa bisa tercapai dengan makanan ruhani.
• Ada
wali yang mengetahui rahasia biji-bijian dan penyemaiannya di bumi,
hujan yang menyebabkannya tumbuh, angin yang menyebarluaskannya dan
apa-apa yang membuat bumi menjadi tenang, serta matahari yang
memancarkan cahayanya sebagai makanan bagi tumbuhan. Makanan itu
mengandung kesempurnaan seperti yang diusahakan manusia. Pengetahuan
tentang ini adalah ilmu yang mulia dan bernilai tinggi yang Allah
berikan kepada para wali-Nya.
• Ada wali yang dikaruniai kemampuan
mengetahui hakikat bumi, lapisan-lapisan, dan rahasia-rahasianya, serta
segala hukum alam yang ditetapkan oleh Allah secara terperinci.
•
Ada wali yang dibukakan kepadanya alam malakut, rahasia kehidupan, dan
pengetahuan yang tersembunyi di dalam air, sehingga ia bisa mengetahui
kehidupan yang kasat dan tak kasat mata dan mampu merasakan hal-hal yang
berbahaya dan zat-zat yang ada di laut.
• Ada wali yang mengetahui segala tingkat ilmu, kegunaannya di dunia, siapa yang memiliki dan tidak memilikinya, dan lain-lain.
• Ada wali yang bisa berjalan di udara. Hal tersebut dialami oleh
banyak wali. Ada seorang laki-laki yang melihat orang sedang berjalan di
udara, lalu ia bertanya kepadanya, "Karena apa engkau mendapatkan
karamah itu?" Ia menjawab, "Kutinggalkan nafsuku untuk menuruti
keinginan-Nya, maka Dia menundukkan udara bagiku." Lalu ia berlalu.
•
Ada wali yang dibukakan kepadanya pintu alam ruh di alam malakut,
sehingga ia bisa mengetahui hakikat dari rahasia dan cara malaikat naik
turun, rahasia pengaturan dan penundukan mereka, kewajiban-kewajiban dan
hak-hak mereka.
• Ada wali yang bisa datang ke lauh mahfuzh melalui
esensi hatinya. Lalu dengan izin Allah, ia dapat menyingkap dan
menyaksikan secara langsung (musyahadah) hal-hal yang ada di sana,
padahal anggota badannya tidak bergerak, kecuali kedua matanya.
• Ada wali yang terus-menerus bersimpuh di hadapan lauh mahfuzh, padahal tidak ada manfaatnya.
• Ada wali yang terkadang menyaksikan lauh mahfuzh
• Ada wali yang bisa melihat bagaimana pena menulis di atas lauh mahfuzh.
• Ada wali yang melihat gerakan pena di lauh mahfuzh. Setiap maqam
mempunyai tata cara yang khusus. Tanda orang yang menyaksikan lauh
mahfuzh adalah ia menyebutkan rahasiamu padahal kamu diam saja. Seperti
yang dikatakan Al-Junaid r.a. ketika ditanya, "Siapa ahli ma'rifat itu?"
Ia menjawab, "Orang yang memberitahukan rahasiamu padahal kamu diam
saja." Dan tanda orang yang menyaksikan pena lauh mahfuzh sedang menulis
adalah ia bisa mengetahui rahasia yang kamu katakan dalam hati dari
manapun asalnya dan sebab adanya.
• Ada wali yang diperlihatkan oleh Allah rahasia-rahasia yang tersimpan di alam yang paling agung.
• Ada wali yang diperlihatkan oleh Allah alasan dan sebab terjadi atau
tidak terjadinya suatu peristiwa. Setelah ia mengetahuinya, ia
memikirkan apakah peristiwa itu mempunyai pengaruh atau tidak? Apabila
ada pengaruhnya, maka ia bersiap-siap untuk menerimanya. Apabila
pengaruhnya merusak, maka ia memperingatkan teman-temannya. Apabila
pengaruhnya berupa rahmat atau kabar gembira, maka ia bersiap-siap untuk
bersyukur dan memuji Allah. Seperti Ibnu Barjan r.a. yang
memberitahukan tahun akan terjadinya penaklukan Baitul Maqdis. Dan pada
tahun yang ditentukan, terjadilah apa yang diramalkannya.
• Ada wali yang diberitahu Allah tentang kelemahan dirinya, apa yang akan ia dapatkan, dan bagaimana keadaannya nanti.
• Ada wali yang sampai pada keadaan ketika ia tidak melihat seorang pun
yang ia ajak bicara kecuali Allah Swt. Ia melaksanakan segala
perintah-Nya. Maqam ini adalah maqam yang penting. Orang yang mengalami
maqam ini adalah Khair al-Nasaj r.a. ketika terbersit hal tersebut dalam
pikirannya, lalu ia diuji dengan bertemu seseorang yang berkata
kepadanya, "Kamu budakku, namamu Khair." Nassaj seakan-akan mendengar
Allah yang mengatakan ucapan tersebut. Orang itu kemudian mempekerjakan
Nassaj selama beberapa tahun, lalu ia berkata kepadanya, "Kamu bukan
budakku dan namamu bukan Khair." Lalu orang itu melepaskan Nassaj.
Demikianlah, karamah tidak akan pernah habis untuk diungkap.
Karamah-karamah yang disebutkan di atas cukup untuk mencapai tujuan,
yaitu agar manusia tidak meremehkan para wali, bersopan santun kepada
mereka apabila mendengar perkataan, perbuatan atau keadaan mereka,
mematuhi perkataan mereka meskipun belum paham, dan berdamai dengan
mereka supaya selamat. Apabila engkau mendengar rahasia Allah yang
tersembunyi dalam diri makhluk yang dipilih sesuai dengan kehendak-Nya,
maka terimalah dan percayailah, jika tidak, maka kamu tidak akan
mendapat kebaikan.
Inilah penjelasan yang saya ambil dari
pendahuluan kitab Al-Tabaqat al-Kubra karya Imam 'Abdul Rauf al-Munawi
r.a. juga yang telah saya lihat dalam kitab Mawaqi' al-Nujum karya
Syaikh al-Akbar Ibnu 'Arabi r.a.
1 komentar:
Berikut adalah karomah Ra Lilur yang menarik untuk dibaca:
1. Ra Lilur, Wali Jadzab Paku Bumi Bangkalan yang Pernah Membakar Pesantren
2. Kala Ra Lilur, Wali Jadzab Cicit Syaikhona Kholil, Nyamar Jadi Petani
3. Karomah Ra Lilur: Main Drama Tapi Ada di Dua Tempat dalam Waktu yang Sama
Posting Komentar