Bidadari surga atau dalam bahasa arabnya sering kita dengar dengan sebutan “Al-Khur al-‘in” adalah perempuan-perempuan penghuni surga selain manusia, mereka diciptakan tanpa melalui proses kelahiran, hal tersebut merupakan bentuk pemuliaan bagi orang-orang yang beriman di surga. Lafadh Al-khur sendiri merupakan jama’ daripada lafadzh Haura’ dari lafadzh Al-khawar yang artinya mata yang sangat berwarna putih dan hitam lekat. Sedangkan lafadzh Al-‘in merupakan jama’ dari lafadzh Al-‘aina’ yang artinya mata yang luas atau lebar.
Allah Subhanahu wa ta’ala telah berfirman yang artinya : “ Dan ada bidadari yang bermata indah laksana mutiara yang tersimpan baik “ (QS Al-Waqi’ah :22-23). Syekh Muhammad Nawawy Al-Jawy dalam tafsirnya “Al-Munier” menjelaskan bahwa maksud dari Khurun ‘In pada ayat tersebut adalah wanita-wanita yang sangat putih sekali tubuh mereka dan mata mereka berwarna hitam lekat serta lebar bentuknya. Maka setiap penduduk surga mempunyai bidadari yang ditempatkan ditempat khusus mereka mempunyai tetangga dan para pelayan, mereka juga berkeliling bersama para anak-anak pelayan surga untuk memberikan minuman bagi penduduk surga. Mereka bagaikan mutiara-mutiara yang tersimpan dan terjaga dari sengatan terik matahari dan dari terpaan angin. Hal ini merupakan isyarat akan kebersihan atau kecantikan mereka yang luar biasa.
Allah ‘Azza wa jalla telah menjanjikan bagi hamba-hambanya yang bertaqwa, bahwasanya mereka akan dimasukkan kedalam surga kenikmatan. Dan orang-orang yang beriman akan bersama-sama dengan istrinya yang muslim dimana dulunya si istri tersebut berada pada perlindungan suaminya di dunia, mereka berdua akan dipertemukan kembali di dalam surga. Mungkin sebagian orang bertanya-tanya : “Bagaimana dengan orang yang belum menikah (perjaka) di dunianya?”. Maka kita jawab dengan apa yang telah disabdakan oleh Rasululloh Shollallahu ‘alaihi wa sallam : “ Sesungguhnya golongan pertama yang memasuki surga, mereka bagaikan rembulan pada malam purnama, dan golongan berikutnya bagaikan bintang yang terpancar paling terang di langit. Setiap orang dari golongan tersebut mempunyai dua istri, dimana sumsum tulang betis mereka terlihat dari belakang daging mereka, dan tidak ada di surga orang yang belum menikah (HR. Muslim).
Dengan demikian para lelaki yang belum menikah di dunianya mereka mempunyai istri-istri dari perempuan-perempuan surga, jadi tidak ada orang yang belum menikah di surga kelak. Dan perempuan-perempuan surga tersebut bagaikan bulan purnama yang memancar terang cahayanya.
Adapun mengenai siapakah yang paling mulia dan utama di antara wanita-wanita penghuni surga, maka hal itu telah diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abbas bahwasanya beliau berkata : “ Rasululloh Shollallhu ‘alahi wa sallam, menggariskan empat garis, kemudian beliau bertanya pada para shohabat : “ Tahukah kalian apa ini?”. Para shohabat menjawab : “ Allah da Rasul-Nya yang lebih tahu “, kemudian rasul berkata : “ Sesungguhnya yang paling utama diantara wanita-wanita penghuni surga adalah Khodijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Maryam binti ‘Imron dan Asiyah binti Muzahim istri fir’aun”. Tanpa menjelaskan urutan mereka dalam keutamaan antara satu dengan yang lainya.
Sedangkan bidadari surga merekalah wanita yang baik lagi cantik, istri bagi qoum yang sholih serta mulia. Mengenai sifat-sifat mereka adalah sebagaimana telah diterangkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala dalam Al-Qur’an yang artinya : “ Seakan-akan mereka itu permata Yaqut dan Marjan “ (QS Ar-Rohman : 58 ). Syekh Muhammad Nawawy Al-Jawy dalam tafsirnya memaparkan mengenai kandungan ayat di atas bahwasanya bidadari tersebut menyerupai permata Yaqut dari sisi warna merah pipi-pipi mereka dan juga menyerupai permata Marjan dari sisi warna putih dan bening kulit mereka. Sebab mutiara yang kecil lebih terang warna putihnya daripada mutiara yang besar.
Dikatakan juga bahwasanya bidadari surga memakai tujuh puluh pakaian, lalu terlihatlah sumsum tulang betis mereka dari belakang sebagaimana terlihatnya minuman yang berwarna merah dari kaca yang bening. Hal tersebut menggambarkan akan kecantikan dan keelokan yang luar biasa yang dimiliki oleh bidadari-bidadari surga. Seandainya kita memandang wajah salah satu dari mereka sedangkan ia berada dalam kamarnya, maka kita akan menemukanya lebih bening daripada kaca.
Dikatakan juga mengapa mereka disebut demikian ? karena satu bidadari dari mereka matanya sangat berwarna hitam lekat dan lagi lebar bentuknya hal ini sinergis dengan firman Allah Subhanahu wa ta’ala yang artinya : “ Dan di sisi mereka ada (bidadari-bidadari) yang bermata indah dan membatasi pandangannya. Seakan-akan mereka adalah telur yang tersimpan dengan baik(QS. As-Shoffat : 48-49 ).
Kandungan ayat diatas menjelaskan bahwa bidadari-biadari tersebut membatasi membatasi pandangan mereka terhadap suami-suaminya maka mereka tidak melihat selain suami-suami mereka. Dan seorang wanita akan mengatakan pada suaminya : “ Segala puji bagi Allah yang telah menjadikanku istrimu, dan menjadikanmu suamiku “. Sungguh betapa indahnya jika kalimat ini terdengar dari suami-suami dan istri-istri kita dengan didasari rasa cinta yang tulus karena Allah.
Bidadari-bidadari surga usia mereka sebaya antara satu dengan yang lainya,mereka berada pada puncak kecantikan. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya : “Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari itu) secara langsung, lalu kami jadikan mereka perawan-perawan yang penuh cinta (dan) sebaya umurnya. Dikatakan bahwa penciptaan tersebut umum terhadap wanita-wanita penghuni surga dan juga bidadari-bidadari surga(QS.Al-Waqi’ah :35-37) Adapun bidadari-bidadari surga diciptakan tanpa melalui proses kelahiran, sedangkan wanita-wanita yang beriman dengan dikembalikannya mereka beserta perubahan sifat-sifat mereka. Imam ‘Abdulloh bin Ahmad An-Nasafy dalam tafsirnya “An-Nasafy” menjelaskan : “Bidadari-bidadari dan wanita-wanita penghuni surga tersebut setiap kali suami-suami mereka mendatanginya , maka suami-suami tersebut menemukan mereka dalam keadaan perawan, mereka juga mencintai suami-suami mereka dengan kasih sayang. Usia mereka juga sebaya yaitu tiga puluh tahun, begitu juga usia suami-suami mereka.
Lebih lanjut lagi mengenai sifat-sifat bidadari surga sebagaimana diterangkan dalam firman Allah yang artinya : “ Dan gadis-gadis montok yang sebaya”(QS An-Naba’ : 33), dan juga dalam firman-Nya yang artinya : “ Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang membatasi pandangan yang tidak pernah disentuh oleh manusia maupun jin sebelumnya “(QS.Ar-rohman : 56).
Dan diterangkan juga dalam hadits shohih yang diriwayatkan oleh Ad-Dhiya’ Al-Maqdisy dalam kitabnya “ Al-Mukhtaroh “ bahwasanya seorang lelaki penghuni surga dalam sehari mampu menyambangi seratus perawan . Diterangkan juga bahwa sorang syahid mempunyai 72 istri. Lalu penghuni surga yang lainya terbagi menjadi beberapa tingkatan sebagin dari mereka ada yang memilki 100 istri. Allah Subhanahu wa ta’ala memberikan kekeuatan pada satu orang lelaki disurga kekuatan seratus orang lelaki dalam syahwatnya. Sebagaimana dalam makan dan minum seorang mukmin tidak mengalami rasa letih setelah jima’ dan juga tidak keluar mani, karena dalam surga tidak terdapat hal tersebut, namun ia merasakan kenikmatan tanpa turunnya mani.
Diterangakan lagi dalam hadits bahwasanya wanita-wanita penghuni surga mengenakan kerudung dikepala mereka, dimana dunia dan seisinya tidak mampu menyamai dan tidak sebanding dengan kerudung tersebut, mereka mengenakan kerudung tersebut sebagai bentuk keindahan juga untuk menambahi kecantikan mereka. Meskipun banyaknya istri-istri penghuni surga namun tidak ada diantara mereka sifat saling memarahi, cemburu, dengki, perselisihan dan dendam, karena Allah telah mensucikan hati mereka dari hal-hal tersebut, dan Allah menjadikan hati penhuni surga bagaikan hati satu orang.
Adapun wanita-wanita yang beriman yang belum menikah di dunianya, maka Allah menikahkan mereka dengan penghuni-penghuni surga. Dan barang siapa dari wanita-wanita mu’minah tadi sudah menikah dia akan kembali pada suaminya jika mati jika mati dalam ikatan pernikahan. Allah menjadikan sifat qona’ah (menerima) bagi seorang wanita dan ketenangan jiwa terhadap satu suami, bahkan bahagia dan merasa cukup dengan satu suami saja, ridhlo akan apa yang telah diberikan oleh Allah padanya. Dan wanita yang beriman dan bertaqwa lebih utama derajatnya daripada bidadari surga.
Semoga Allah menjadikan istri-istri kita sebagai wanita yang sholihah dan beriman dan juga menjadikan kita orang-orang yang sholih dan beriman sehingga kita tergolong sebagai penghuni surga yang kekal dan abadi, dimana kelak kita berkumpul kembali dengan istri-istri kita, karena barangsiapa masuk surga maka ia telah meraih kemenangan dan keberuntungan serta mendapatkan apa yang telah dijanjikan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.
Wallahu al- Muwaffiq wa’alahi at-tuklan.
0 komentar:
Posting Komentar